Think ● Solve ● Brave ● Go ● Fight ● Win

25 Mei 2016

BAGASI (Baper Nggak Sih?)


Oke, dimulai dengan kata “kelas tiga”. Apa coba yang muncul di indera kamu kalau denger kata itu? UJIAN, LULUS, SERBA TERAKHIR, BAPER. Apa lagi coba? Yaa.. palingan juga seputar itu.

Nah, neh, noh. Yang pasti, semua bakal terbayang “UJIAN”. Saking banyaknya temen kelas tiga yang namanya ujian. Ada yang namanya Ujian Sekolah, Ujian Praktek, Ujian Nasional, bahkan bagi kita yang anak MAN, ada juga ujian yang punya nama panjang “Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional”. Sebut aja dia “UAMBN”, singkat dan padat kan? Tapi nggak jelas. Haha, bercanda!

Oke, sekarang saya ingin serius. Serius! Ini masalah hati, kawan! Masalah baper, euy!

Malam itu, malam senin. Malam yang entah ditunggu atau tidak. Kami menghabiskan waktu malam kami dengan berkutat dan bersahabat dengan buku-buku pelajaran agama. Bagaimana tidak? Besok senin merupakan hari pertama bagi kami untuk menuntaskan pembelajaran keagamaan kami. Kau tahu? Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional? Ujian yang hanya dipergunakan oleh anak-anak yang bernaung dalam teduhnya sekolah berlabel “Madrasah”? Ya, hal ini lah yang akan kami hadapi besok sekaligus hal yang membuat kami tengah asyik bersahabat dengan buku agama. Khususnya Al-Quran-Hadits dan Akidah Akhlak untuk hari senin.

Sekiranya kami sudah siap menghadapi esok hari, kami pun satu-persatu beranjak pergi menuju alam bawah sadar. Terlelap. Menunggu datangnya esok hari.

Pagi pun datang menjemput takdirnya. Mengantar kami menuju kenyataan yang nyata! UJIAN! Dan seperti hari biasanya, kami pergi menuju masjid dahulu untuk menegakkan perintah Allah, sekaligus meminta kekuatan untuk menghadapi kenyataan takdir-Nya setelah ini.

Sebelum berangkat menuju lokasi candra di muka, kami diberi oleh Ibu Peni (Kepala Madrasah) beberapa petuah untuk menjalankan ujian. Kau tahu, Kawan? Jujur saja, kami masih belum terlalu percaya akan takdir-Nya yang mengatakan bahwa sekarang ini kami ujian. Dan ingatlah, bahwa ini bukan main-main. Bahkan, sekarang merupakan detik-detik menjelang berlangsungnya ujian tersebut. Percaya tak percaya, ini sungguh terjadi!


Sampai pada akhirnya, kata “Wassalaamualaikum”-nya Bu Peni seakan menggema memenuhi udara masjid Ulil Albab (Masjid sekolah). Saat itulah kesadaran semakin merasuki jiwa kami. Tanpa sadar semangat menggapai “cepek..cepek..cepek” (yel-yel terseru sebelum sekolah) kian meninggi.

Selanjutnya, instruksi dari Pak Tri mengatakan “Untuk siswa, silakan menuju ruangannya melalui pintu di sebelah gedung A, dan untuk siswi silakan menuju ruangannya melewati depan RKB dan memasuki pintu samping Ruang OSIS. Pada jalan itu, kalian akan disambut oleh adek-adek kelas kalian yang akan memberi semangat kepada kalian,”

Rasa haru baru muncul sedikit ketika itu.

“Ha? Kok so sweet banget sih,”
“Ih, baper deh,”
“Wah, sumpah. Baru kali ini, mau ujian aja diselamatin gitu,”

Mungkin baru kalimat-kalimat ini dan yang sejenis yang  baru muncul dari bibir kami. Ya, hanya sebatas kalimat-kalimat itu. Namun, ketika sampai di hadapan mereka (adik-adik kelas).. Apa yang terjadi? Bisakah kau menebaknya? Tak terasa kawan.. Beberapa dari kami tampak menitikkan air mata yang entah berasal dari perasaan apakah itu keluar? Bahagia? Haru? Sedih? Senang? Entahlah. Maha suci Allah yang memberi suasana pada hati tiap insan.

Tampak mengular dan mengekor di jalan menuju ruangan kami, adik-adik kelas kami yang dengan raut muka bahagia dan cerianya, mengeluarkan kata “semangat” untuk kami. Di mana sebenarnya, pada hari-hari biasa, mereka seakan acuh-tak acuh terhadap ujian yang akan kami hadapi. Namun, tak disangka, raut muka mereka berubah di pagi itu. Apakah mungkin kami yang terlalu mengacuhkan mereka? Sungguh, jawabannya lagi-lagi “entah”.

Mungkin, kau tak terlalu paham mengapa kejadian yang “biasa” ini dapat terasa mem-baper-kan kami. Kau harus tahu, bahwa tahun-tahun sebelumnya belum pernah ada penyambutan ujian oleh adek-adek kelas seperti ini. Kami yang berada di sini selama 3 tahun, tak pernah merasakan menjadi “penyambut”, kami hanya merasakan menjadi “yang disambut”. Masya Allah. Jadi, kami merasa penyambutan ini merupakan salah satu hal yang spesial di masa MA kami
.
Dan entah ini benar-benar terjadi atau tidak. Rasa semangat kami tuk menunjukkan pada dunia bahwa Eisthera mampu menjadi ranking 1 Ujian Nasional semakin memuncak. Sungguh. Kini, (saat paragraf demi paragraf ini diketik) kami tengah berdoa agar disukseskan hasil ujiannya. Juga berdoa agar tetap dikuatkan atas apa pun hasilnya.

Untuk adek-adek, Axiora Vandernata Eternalic dan Discaria Paladinteri Montera De Manics, terimakasih atas semangat dan doa yang kalian titipkan lewat Allah untuk kami. Semoga angkatan kalian semakin kuat dan baik!

Untuk guru-guru, terimakasih atas bimbingan yang diberikan dari sejak kami menangis-nangis karena remedial bertubi-tubi, sampai kami berbahagia karena kesuksesan yang mendatangi kami.

Untuk Eisthera, tetap semangat menebar kebaikan, semangat menuju kesuksesan, dan jangan lupa untuk kembali bersama di tahun 2032!

0 komentar:

Posting Komentar